-->

Free Motivasi - Do'a dan Pencucian Dosa

Sebuah artikel Motivasi yang patut kita renungkan bersama yaitu Free Motivasi - Do'a dan Pencucian Dosa.
Free Motivasi - Do'a dan Pencucian Dosa, bercerita tentang pergulatan batin antara benar dan salah, baik dan buruk,pahala dan dosa.
Do'a dan Pencucian Dosa, menurut Kharisma pribadi pantas kita renungkan bersama
Semoga Free Motivasi - Do'a dan Pencucian Dosa, bisa membawa manfaat bagi kita semua agar bisa menjadi yang terbaik diantara yang baik...
amin...



Doa dan pencucian Dosa

AKU bukan seorang ahli agama. Surga tidak termasuk bidangku, keahlianku .
Aku hanyalah seorang nakhoda dari kapal yang sebentar lagi akan tenggelam

Selama ini, dalam keadaan bingung, biasanya aku selalu berusaha mencari solusi dari dalam diriku sendiri. Aku berusaha berkomunikasi dengan batinku . aku berusaha mendengar suara hatiku, suara nuraniku.

Dan, biasanya, aku cukup berhasil. Dalam keadaan hening, suara itu terdengar jelas. Dalam sekejap sirnalah segala  kebingunganku . Pikiranku menjadi jernih, perasaan pun  tak terbebani, dan aku berkarya kembali dengan penuh semangat.

Kemudian datanglah “seorang Tuan” dan menertawakan  apa yang dianggapnya kebodohanku. “ dari mana kau tahu jika suara itu betul berasal dari hatimu?. Ya tentu saja dari pengalamanku sendiri, suara itu jelas terdengar olehku,” jawabku.

Nonsens! Yang terdengar olehmu itu adalah suara setan. Suara itu telah menyesatkanmu, dan menjauhkan dirimu dari agama.

Suara setan? Menyesatkan? Ah tidak, selama ini aku selalu keluar dari kebingunganku berkat suara itu.
“Kau egois “ ia menjatuhkan fatwa, kau tidak mau berserah diri pada Tuhan, malah berserah pada suara-suara yang tidak jelas itu. Suara-suara itu hanya akan mengantarkan jiwamu ke neraka untuk dibakar selamanya!. Demi keuntungan sesaat, kau telah menutup dirimu bagi Kekuasaan Terang. Sekarang kau sudah dikuasai oleh Kekuatan Gelap! Bertobatlah!

Aku mulai bingung. Sepertinya kebingunganku terbaca olehnya, dan ia pun melanjutkan :
“ ketahuilah bahwa hidup di dunia hanyalah sesaat. Hidup abadi adalah hidup dibalik kehidupan ini. Pikirkan tentang kehidupan abadi itu” aku tambah bingung perkataannya memang masuk akal. Maka aku pun menyerah, “ apa yang harus kulakukan Tuan, sementara aku lupa  sebelumnya aku tidak pernah minta bantuan seseorang untuk mengurusi diriku.

“ bertobatlah!, berdoalah supaya dosa-dosamu selama ini dimaafkan-NYA. Berdoalah bersama seluruh awak kapal, libatkan para penumpang. Hanyalah dengan cara itu kau dapat mencuci dosa-dosamu dan menemukan kebenaran…. Kata Tuan itu.

Maka awak kapal pun  aku perintahkan untuk mengumpulkan semua penumpang.setelah semuanya terkumpul, aku mengajak mereka berdoa bersama dibawah bimbingan Tuan itu.

Tiba-tiba, suara hatiku muncul lagi: “ doa bersama, amal ibadah semuanya itu baik. Tetapi, tidak dapat manghapus kesalahan dan kekhilafanmu. Kesalahan harus diperbaiki, kekhilafan harus diatasi. Wahai nakhoda kapal inilah tanggung jawabmu. Keselamatannya adalah kewajibanmu. Melindungi penumpang dan awak adalah tugasmu. Pengorbananmu adalah keagamaanmu.

Apa yang  kamu takuti teriak Tuan itu, tenggelamnya kapalmu atau tewasnya dirimu, awak serta penumpang kapalmu? Ah itu semua hanya permainan sesaat belaka. Aku bersaksi telah melihat pintu sorga itu terbuka lebar bagimu, kau tinggal memasukinya.

Aku tidak memiliki tenaga lagi untuk berdebat. Makan kuturuti saja perintah Tuan itu. Bersama para penumpang dan awak kapal aku berdoa dibawah pimpinan Tuan itu. “  Ya Tuhan Yang maha Kuasa – lindungulah kami dari badai dan topan. Biarlah kami  berlayar dengan tenang. Biarlah kapal ini sampai tujuan dengan selamat……

Dalam hatiku aku berpikir kembali, “ lha tadi katanya semua itu cuma permainan sesaat saja, tidak perlu takut mati. Sekarang kok jadi begini doanya!”. Tapi aku tetap membisu takut mengganggu doa Tuan itu yang begitu khusyuk.

Tapi tiba-tiba angin kencang menganggu pikiranku:” aku bukanlah suara hatimu yang gampang menyerah dan gampang kau bunuh dengan begitu mudah. Aku adalah Angin Puting  Beliung, Badai, dan Topan yang siap menggempur kapalmu!”. Doaku terputus. Aku jadi takut, “ Wahai Angin, aku tidak pernah bermusuhan dengan mu, kenapa kau bermusuhan denganku?”

Angin menjawabku, “ Wahai Nakhoda, berlayar itulah Laku Agama yang cocok bagimu. Orang yang kau sebut Tuan itu  tidak pernah berlayar. Ia tidak terbiasa di tengah laut. Maka jika ia merasa takut dan berdoa- itu adalah urusannya.

Kau tidak patut meniru lakunya. Kau seorang nahkoda. Duniamu adalah Lautan luas. Keluasan itulah agamamu. Ia tidak tau-menahu tentang duniamu. Bagaimana ia dapat menasehatimu? Jika kau mengikuti nasihatnya maka sungguh tolol dirimu.

Lindungi kapalmu. Kau tinggalkan Ruang Kemudi untuk berdoa disini. Padahal Ruang Kemudi itulah Doamu, ibadahmu. Keselamatan awak kapal dan penumpang itulah amal-saleh yang dapat kau lakukan.

“apa yang terjadi dengan dirimu? Mengapa menafikan Suara Hati demi suara-suara diluar?
Aku tambah bingung. Apa yang harus kulakukan? Kuketuk pintu hatiku, tetapi tiada lagi suara terdengar.

Kapalku mulai  tenggelam. Awak kapal dan penumpang berteriak histeris. Aku baru sadar bahwa sudah terlambat bagiku berbuat sesuatu guna menyelamatkan kapalku.

Sesaat lagi……….. dan suaraku tak terdengar lagi. Sebelumnya aku hanya ingin mengingatkanmu Saudaraku, Sobatku: Pada saat-saat seperti ini, tiada doa, tiada amal saleh, tiada sesuatu yang dapat membantumu. Tiada Tuan yang dapat menolongmu. Kau harus sepenuhnya bertanggung jawab atas perbuatanmu. Setiap anggota badanmu, pikiran, bahkan perasaanmu akan dimintai  pertanggungjawab.

Sebab itu wahai Sodaraku, sobatku: Sadarlah dan bangkitlah





Related Posts:

Disqus Comments
© 2017 Kharisma - Template Created by goomsite - Proudly powered by Blogger